Welcome to e-Mobility Era Pertumbuhan EV Dunia dan Indonesia
​
Oleh Abdul Rahman Elly
​
Seiring komitmen implementasi dari Paris agreement yang telah disepakati, pertumbuhan EV dunia terus bertumbuh dengan pesat dari tahun ke tahun dan diproyeksikan mencapai 50% di tahun 2030
Pertumbuhan EV yang pesat ini secara otomatis memacu percepatan infrastruktur fasilitas charging untuk mengimbangi pertumbuhan EV tersebut. Adapun ekosistim charging ini terbagi kedalam 3 katagori yaitu Charging Points, Charging Hubs dan Charging Stations. Charging Points dan Charging Hubs akan mendominasi lokasi penempatanya yaitu 60% pada semua gedung, area komersial dan sisanya 40% yaitu Charging Stations menempati area-area publik seperti area terbuka, dan kawasan, rest area jalan toll antar kota.
​
Indonesia tidak terlepas dari revolusi EV ini. Pemerintah sudah dan sedang menggalakan peralihan ke EV yang dalam hal ini termasuk program percepatan infrastruktur charging. Pemerintah mentargetkan minimum 600.000 unit EV pada tahun 2030 yang dimotori oleh pemerintah berbagai sektor, juga didukung oleh pihak swasta. Saat ini sudah terasa gaungnya EV dan akan mengalami “boom” pada awal 2024. Setelah itu akan berguling tanpa batas waktu. Tentunya target pencapaian ini perlu didukung oleh edukasi yang benar dan tepat kepada semua kalangan agar terciptanya rantai ekosistim yang diinginkan bersama.
​
Mengimbangi pertumbuhan EV secara nasional, kebutuhan fasilitas charging di Indonesia diperkirakan sebanyak 400.000 titik charging dalam 10 tahun mendatang. Kebutuhan sebanyak itu tidak mungkin dipenuhi oleh pemerintah sendiri melalui BUMN, apalagi jika dikaitkan dengan kondisi BUMN dan kemampuan keuangan negara yang sedang mengalami cobaan yang sangat berat menghadapi musibah Covid-19. Oleh karena itu, pemerintah perlu mendorong pihak swasta untuk berpartisipasi secara nasional dalam pemenuhan kebutuhan charging. Stakeholders pemerintah melalui PLN dan Pertamina memperkuat fasilitas charging pada lokasi-lokasi publik termasuk rest area jalan toll, swasta memberikan suport untuk memperkuat jaringan charging pada semua gedung-gedung komersial sehingga tercipta ekosistim EV yang dibutuhkan oleh pengguna EV, semua merasa nyaman kapanpun, dimanapun menikmati fasiltas ini secara merata.
​
Secara global, penggunaan EV memerlukan mapping-mind yang tepat, di mana pengendara EV menakar jarak tempuh vs letak titik lokasi charging. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan charging secara cepat, tepat dan berkesinambungan yang melibatkan semua pihak yang terkait dengan revolusi EV ini, baik pemerintah/pemerintah daerah, regulator, operator charging, penyedia listrik, dan komunitas pengguna/pemilik mobil listrik.
​
Selain pengembangan charging, pembangunan titik charging juga merupakan isu yang krusial bagi pengguna EV. Kenyamaan dan keamaan berkendara bagi pengguna EV didapatkan manakala sudah terbentuk ekosistem EV yang baik dengan tersedianya titik-titik charging di mana-mana, terutama di luar kota dengan jarak titik lokasi yang tidak tidak berjauhan dan mudah dijangkau.
Pada tabel di bawah ini, dapat digambarkan proses waktu charging sesuai dengan tipe EV dan kapasitas beterai pada tiap-tiap produsen EV. Pengguna EV dari yang belum terbiasa pastinya akan menjadi terbiasa seiring waktu berjalan, ditambah dengan literasi dan edukasi yang berkesinambungan maka semua akan menikmatinya sebagaimana yang terjadi di semua belahan dunia